Wednesday, March 4, 2009

Eksen Pi

Rasanya mulai bosan dan jenuh dengan unjuk kekuatan dan pamer ke-bisa-an dari individu dan kelompoknya. Di TV, media massa, di jalan protokol, sampai bahkan jalan di gang-gang sub urban dipenuhi dengan hal ini. Asal pamer, asal unjuk. Ngertipun tidak.
Mulai muak. Huekkkk...(tuh kan muntah dehhh)

Tapi apa mau dikata, ibarat binatang, ini memang sedang musim kawin. Jadi apa hendak dikata, setiap harilah sampai musim kawin ini berakhir pasti kita akan melihat gerakan-gerakan pornoaksi dari binatang-binatang yang sedang menuntaskan hasrat birahinya dimanapun mereka mau tanpa rasa malu. Mereka akan mengeluarkan "pesona pribadi" agar ditanggap oleh lawan jenis, untuk kemudian melenguh seksi kapanpun mereka mau sampai mereka lemas tak berdaya.

Ampun dahhhh.....

Sempat aku berpikir dan terhenyak kaget sendiri. Aku belum pernah lihat binatang yang sudah pamer sana-sini namun tidak ditanggap lawan jenisnya, akhirnya melakukan masturbasi. Ada yang sudah pernah lihat kambing memuaskan dirinya sendiri??Atau gajah mungkin??

Ampun dahh...
Kalau yang pamer-pameran dan unjuk-unjukan ini terlihat banyak yang hanya melakukan masturbasi.
Aku merasa aneh...tapi ya sudahlah... Asal jangan lupa menarik-nutup risleting ya woiii...

Kalau ingat pamer yang sama parahnya dengan yang kumaksud diatas, aku ingat pasangan suami istri tetangga kami dulu saat masih tinggal di kawasan Kota, Jakarta Barat. Pada saat itu tahun 80an lah..(awal-awal 80an).
Pasangan suami isteri muda ini masih tinggal serumah bersama dengan orang-tua. Orang tua dari si isteri.

Pasangan muda ini memang cukup akrab dengan keluarga kami. Dan mereka cukup sering bertandang ke rumah. Sangking akrabnya, bahkan mereka menyebut orang tua ku dengan sebutan yang sama dengan aku. Mereka memanggil orang tuaku dengan Papi dan Mami, sama dengan diriku memanggil mereka.

Aku ingat keakraban ini baik-baik saja sampai suatu ketika ada peristiwa yang kusebut dengan istilah "eksen Pi".
"Eksen Pi" terkenal di keluarga kami.

Penasaran kan..
Ok, begini kisahnya...

Pada tahun segitu masih sangat tren nonton film dengan media video casette. Belum ada yang disebut dengan DVD, bahkan VCD masih belum dikenal. Keluarga kami memang dikenal oleh pasangan ini suka menonton film video. Kami biasa menyewa di jalan Sabang, film-film silat mandarin bersambung, film-film laga dan film lainnya. Pasangan muda tetangga kami ini sering mampir untuk nonton, baik karena kebetulan maupun diniatkan untuk menonton bareng dengan keluarga kami. Biasanya keluaga kami menonton video bareng ini pada saat malam minggu, sehabis makan malam.

Yang namanya kegiatan nonton-menonton ini tentu saja mengalami pasang surut kan... Adakalanya kami bosan dengan menonton video ini dan akhirnya menghabiskan waktu dengan hanya ngobrol-ngobrol bareng sekeluarga. Bercanda gurau sehabis makan malam, dan hanya ketawa-ketiwi sampai jauh malam tanpa menonton apapun. Kadang tetangga ini hadir juga meramaikan acara keluarga ini.

Nah, pada suatu ketika...
Entah karena bosan dengan acara keluarga yang cuma ketawa-ketiwi ini atau entah karena apa.. Tiba-tiba saja sang suami dari pasangan ini, membawa beberapa film untuk ditonton bareng. Dia membawa 2 kaset video dengan judul yang tidak jelas, alias kabur bin mabur...hehehe.. Untuk info nih ya..ternyata bajakan film sudah dari dulu ada..hahahaha...sedap sekali negara ini yah...

Kemudian, si tetangga ini mengucapkan dengan gaya yang penuh percaya diri (kalaupun tidak mau dibilang sedikit sombong) sambil memamerkan kaset video yang dibawanya.

"Pi...pilem Pi.. Eksen nih..." (Pi adalah singkatan dari Papi, Eksen adalah plesetan dari action-red) (oia..pilem adalah plesetan dari film..hahahah..udah tau lah ya..)

"Wah..hebat kau..bawa film action pula ya...", sambut Papiku dengan semangat.

Dan begitulah, dengan jumawa si tetangga ini langsung mengambil posisi duduk yang nyaman untuk bisa segera menikmati kaset video bawaannya.

Singkat cerita, kami sudah kumpul dan memulai acara nonton bareng ini.
Dimulai dari suara yang mendem, dan kualitas gambar yang jelek (terlihat seolah-olah adegan sepanjang film ini selalu malam saja, padahal kayak-kayaknya tidak begitu), kami mencoba mengikuti alur cerita film itu. Judulnya saja nyaris tidak terlihat, sedikit goyang dombret pada saat tampilan judul.
Jelas sekali ini film hasil bajakan kelas coro (kecoa-red).

Kami sekeluarga mencoba dengan keras untuk mengerti cerita film itu. Dari posisi yang sangat "willing to", melemah menjadi posisi "stand by", melemah lagi menjadi posisi "sleepy". Gagal untuk memahami film ini. Lha wong gelap terussssss....akhhh...mati ajaaaa...

Tapi herannya, pasangan suami isteri ini tetap mengikuti dengan seksama. Cekat dan lekat dari awal, pertengahan hingga akhir film. Kelihatannya orang tuaku tidak enak hati untuk mengganggu kenikmatan tetangga yang sudah bersusah-susah membawa film ini.
Bahkan lucunya, setelah habis film pertama, posisi mereka berdua masih dalam posisi yang "nagih" untuk filem kedua. Anjrit...hehehehe...ini kunamakan konsisten dengan keinginan hahahahah...

Film kedua.
Ini lebih parah lagi. Judul tidak bisa terbaca karena goyang habissss. Suara lebih mendem lagi dari yang pertama. Gambar sangat terang. Kontras dengan yang pertama. Gelap versus terang. Tapi ini terangnya juga aneh. Dominan pada satu warna, seperti oranye gitu dehh.. sakit mata.

Film kedua tidak berumur panjang. Langsung semua berontak dan penonton tertawa-tawa dan tersipu-sipu. Bagaimana tidak....baru ngobrol sebentar, bintang filemnya sudah melepaskan kolornya. Bugil sana-sini. Belum apa-apa sudah pagut-pagutan. Ini sih film porno bosss....
Ya dibunuh!

Pasangan suami isteri ini hanya terkekeh-kekeh saja, masih ngobrol sebentar dengan keluarga kami dan kemudian pamit pulang.

Malam minggu berikutnya datang lagi.
Dimulai dengan gaya jumawa dan kalimat sama, "Eksen Pi..."
Dua film juga.
Bajakan juga.
Parah juga.
Anjrit...PORNO dua-duanya...
Betul-betul hantu!!
Seperti biasa, tidak merasa bersalah dan tidak malu juga. Sippppp dahhhh....

Malam minggu berikut datang lagi.
Dimulai dengan gaya jumawa dan kalimat sama, "Eksen Pi..."

"Akhhh..kurang ajar eksen mu...terlalu eksen itu kawannn, bahaya kita...!!", potong bapakku yang disambut ngakak seluruh kami.... ehhh kali ini isterinya ikut ketawa. Keras pula.
Sang tetangga, si suami pasangan muda, Betttt.. Mati gaya!

Sejak saat itu tidak ada lagi "Eksen Pi" menghampiri keluarga kami.
Entah kemanalah pasangan "eksen" ini ya?? Rindu juga euy...

No comments:

Post a Comment