Bab 2 Gambaran Kedua Klan
Klan Kumpulan membuat kotanya diantara puing-puing bangunan yang sudah tidak berbentuk akibat berbagai peristiwa bencana. Memasuki
Seperti halnya klan Kumpulan, untuk memasuki pusat pemerintahan klan Wanda juga dilengkapi dengan macam-macam ranjau mematikan sebelum akhirnya terdapat benteng pelindung yang terbuat dari campuran batu dan kayu bulat yang kokoh.
Secara historis klan Kumpulan terdiri dari kumpulan besar etnis Betawi, Batak, Minang, dan kumpulan-kumpulan etnis kecil minoritas yakni etnis Tionghoa,
Untuk menjadi komandan tempur telah ditetapkan berusia paling muda 25 tahun dan pensiun umur 45 tahun. Komandan tempur diangkat melalui dua tes yang berjalan simultan, yakni tahap pertama adalah tes akademik dan yang berhasil lulus akan menghadapi tahap akhir yakni pertarungan duel dengan sistem gugur. Dalam duel tidak boleh membuat lawan tewas karena yang menewaskan lawan akan didiskualifikasi dan menghadapi penyelidikan ketat oleh dewan penasihat. Pembunuhan dengan sengaja akan dihukum penjara 20 tahun.
Tes-tes ini dibuat dan dirancang oleh Dewan Penasihat. Dewan Penasihat mengangkat kandidat terbaik menjadi seorang komandan tempur. Dewan Penasihat ini terdiri dari 4 orang yang merupakan pencerminan etnis yang ada pada klan Kumpulan. Setiap etnis akan berembug untuk memilih seorang yang paling bijaksana dan menempatkannya sebagai anggota dewan penasihat. Usia dewan penasihat ini antara umur 45-60 tahun. Masa pengabdian mereka selama empat tahun, dan dapat dipilih kembali.
Presiden dalam memimpin klan mengangkat menteri-menteri sebagai pembantunya yang disesuaikan dengan kebutuhan klan pada saat itu.
Dalam hal religi, klan Kumpulan mengenal nama Allah sebagai Tuhannya. Hanya mengenal satu agama saja yaitu agama Allah namun tata-ibadahnya diserahkan kepada tata cara etnis masing-masing sesuai dengan ajaran mereka turun-temurun. Secara kenegaraan, kita sebut demikian, hanya berdoa secara bersama jika terjadi peristiwa-peristiwa penting dalam klan yang dipimpin oleh Menteri Spritual Klan.
Aturan bertata-negara diatur ketat oleh Presiden, para menteri dan komandan tempur.
Sementara itu klan Wanda tidak mengenal sistem lain kecuali Keratuan. Tidak pernah tercatat dalam klan Wanda terjadi perpecahan akibat penggantian Ratu.
Klan Wanda dikenal sangat hormat kepada Ratu dan takut kepada Syang Yang Widhi - demikian mereka menyebut Tuhan. Dalam beribadah klan Wanda jauh lebih jelimet dibanding klan Kumpulan, banyak aturan keagamaan yang dijalankan berdasarkan kitab kuno mereka.
Konon dulunya yang mempersatukan etnis Jawa dan Sunda adalah seorang wanita cantik yang kaya raya dengan ilmu bela diri yang maha sakti. Wanita inilah yang membuat sistem pemerintahan keratuan. Ratu memilih wanita yang berparas ayu, bertubuh sehat dan sintal serta paling cerdas diantara warga untuk menjadi pengawal pribadi dan pejabat tinggi perang.
Kemudian mereka diajarkan ilmu bela diri. Hanya yang dianggap terbaik akan menjadi calon pengganti ratu. Ratu kemudian akan mengajarkan ilmu bela diri yang adi luhung kepada calon pengganti ratu. Biasanya ditandai dengan pengangkatan wanita ini menjadi Nowa. Masyarakat akan tahu jika terjadi pesta pengangkatan nowa, maka saat itulah ajaran maha luhung sedang diturunkan secara bertahap kepada Nowa. Tahapan inilah dikenal sebagai suksesi ratu berikutnya. Disinilah perbedaan Keratuan klan Wanda dengan literatur kuno yang mencatat raja dan ratu jaman dulu berkuasa seumur hidup dan akan kekuasaan diteruskan oleh warisnya.
Dalam sumpahnya kepada Syang Yang Widhi, Ratu dan Nowa berkikrar untuk menjaga keutuhan klan Wanda. Selain itu, ikrar mereka adalah Nowa akan mendapatkan ilmu adi luhung dalam jangka waktu paling lama 4 tahun.
Dan setiap tahun sejak Nowa diangkat, akan diadakan pertarungan ilmu tenaga dalam yang ditonton oleh seluruh warga klan antara Nowa dan Ratu. Ilmu tenaga dalam menjadi cermin tingkat ilmu adi luhung yang dipelajari.
Pertarungan itu dilakukan dengan mengangkat sebuah batu bulat lonjong kira-kira seukuran 2 ekor kerbau dewasa. Yang paling lama mengangkatnya dari atas tanah maka dialah yang menjadi pemenang. Kapan saja Nowa dapat mengalahkan Ratu maka pada saat malam bulan purnama berikutnya akan diadakan pesta pengangkatan Ratu baru.
Ratu yang turun tahta akan tetap dipermuliakan dengan tinggal di dalam lingkungan istana dengan hak-hak istimewa yang sudah diatur.
Catatan sejarah menunjukan Ratu yang berkuasa sekarang ini berhasil membukukan rekor baru dengan mengangkat batu lonjong itu selama 8 jam 12 menit, lebih 10 menit dari rekor yang tercatat. Menurut cerita para bekas nowa, jika ilmu adi luhung terserap baik maka batu bulat lonjong itu akan dapat diangkat dari tanah paling tidak selama 7 jam.
Perlu diketahui bahwa tidak semua Nowa akan selalu menjadi Ratu. Di beberapa kasus Nowa dapat diganti jika ternyata penyerapan ilmu adi luhung ini tidak mampu mereka serap dengan baik. Ratu akan memilih nowa baru dan bekas nowa ini akan ditempatkan secara khusus bersama para bekas nowa dan tinggal dalam halaman istana.
Bekas nowa ini digunakan juga sebagai prajurit tempur yang handal dalam peperangan sampai ia berumur 40 tahun atau memutuskan untuk menikah.
Nowa dan Ratu akan hidup suci tanpa laki-laki selama menjabat kedudukan tersebut. Bahkan bekas nowa dan bekas ratupun harus tidak menikah jika ingin tinggal di dalam istana. Pernikahan akan membuat mereka menjadi warga biasa tanpa hak istimewa sebagai warga istana.
Selain ditonton oleh warga biasa, pertandingan angkat batu juga ditonton oleh tamu istimewa yakni bekas Ratu dan bekas Nowa. Mereka dinobatkan sebagai semacam juri. Tamu istimewa ini dapat mengetahui apakah Ratu telah benar-benar menurunkan ilmunya atau nowa yang memang tidak dapat menyerap dengan baik ilmu tersebut.
Jika menurut mereka Ratu tidak menurunkan ilmu adi luhungnya dengan maksud yang tidak baik maka mereka akan memberikan “teguran” kepada Ratu dengan cara menempatkan batu bulat lonjong secara terbalik segera setelah pertandingan selesai. Ini bermaksud mengingatkan Ratu agar bersungguh-sungguh menurunkan ilmunya. Jika kejadian ini berulang selama dua kali berturut-turut maka para bekas Ratu dan bekas Nowa akan bersatu menurunkan Ratu berkuasa dan menobatkan Nowa menjadi Ratu. Ilmu adi luhung akan dilanjut pengajarannya oleh para bekas Ratu. Ratu yang tengah berkuasa tidak akan mampu mengalahkan mereka sekaligus. Kejadian ini pernah terjadi, tapi hanya terjadi sekali dalam sejarah klan Wanda, itupun sudah ratusan tahun yang lalu.
Klan Kumpulan secara budaya lebih terbuka dalam mengemukakan pendapat. Dikenal oleh klan Wanda sebagai klan yang tidak beradab, barbar, oleh karena
Klan Wanda dikenal sebagai klan yang pandai menyembunyikan perasaan dan sangat sopan bertutur kata. Ejekan yang diberikan kepada klan Wanda oleh klan Kumpulan adalah klan banci, karena pemimpinnya selalu wanita dan seluruh warga termasuk yang laki-laki, berbicara layaknya banci. Demikianlah ejekan klan Kumpulan yang biasanya diselingi oleh tawa melecehkan.
Wilayah kekuasaan klan Kumpulan dahulu dikenal dengan wilayah Jabodetabek. Walau menduduki wilayah yang lebih kecil dari klan Wanda, klan ini memiliki kemampuan menghasilkan teknologi lebih unggul dari klan Wanda. Alat trasportasi mereka lebih cepat karena menggunakan mesin-mesin bekas peninggalan jaman dulu yang direkondisi dengan baik.
Dalam pertempuran klan Kumpulan menggunakan persenjataan yang sedikit lebih maju seperti mempunyai mesin pelontar tombak dan pelontar bom rakitan yang lebih jauh jelajahnya.
Namun keunggulan klan Wanda terdapat pada wilayah yang lebih luas dan relatif lebih subur, populasi yang lebih banyak hampir dua kalinya dan menguasai ilmu bela diri yang lebih baik dari klan Kumpulan.
Kedua klan tidak menggunakan laut sebagai sarana apapun karena gelombang tinggi laut. Perubahan cuaca dan alam beberapa dekade terakhir membuat riak laut semakin tinggi dan tinggi, dan pantai tidak ada lagi yang landai. Kedua klan secara historis juga mengalami kejadian traumatik dengan gelombang tsunami, yang diceritakan secara turun-temurun. Cerita ini membuat mereka sangat jeri melihat laut.
Uniknya kedua klan membangun banyak gua atau sejenis bunker untuk berbagai keperluan. Gua ini tampaknya merupakan produk trauma juga, yakni perang dan angin puting beliung yang sangat kerap terjadi. Kerumitan jalur-jalur gua ini hampir menyerupai kerumitan penempatan ranjau-ranjau diluar benteng, yang hanya dapat dikuasai oleh masing-masing warga klan. Kedua klan mengajarkan anak-anak mereka mengenai peta ranjau dan jalur gua sejak masih balita. Maka tidaklah heran jika anak-anak mereka dapat berlarian keluar benteng dan masuk kembali kedalam benteng tanpa cidera apapun. Permainan petak umpet pada anak-anak kedua klan ini menjadi permainan favorit, oleh karena banyaknya jalur gua yang bersaling-silang.
No comments:
Post a Comment