Friday, January 30, 2009

Bisnis Pulang Pergi

Baru saja sampai di Jakarta, sampai di rumah. Ohhh....Home sweet home.

Hari ini aku mendapatkan 2 pesan singkat menanyakan update posting.
Well, mohon maaf yah, karena tadi, sehari ini, aku bepergian Jakarta-Semarang-Jakarta. Pulang pergi di hari yang sama. Tadi mengunjungi dan memberi dukungan moral bagi teman yang berduka.

Baru sempat pegang laptop begitu sampai di rumah.

Dalam perjalanan tadi banyak ide yang ingin kutuangkan kedalam tulisan. Tapi sekarang, hmmm...entah kemana perginya ide-ide itu. Itulah makanya aku belajar untuk tidak menunda menulis, begitu ada ide, gempur laptop dan jadilah tulisan. Dan bisa jadi karena a little bit exhausted ya....jadi menguaplah ide-ide itu.

Baiklah, inilah sebagian yang tersisa.

Setelah selesai mengunjungi rumah duka, seorang teman yang berperawakan besar, gempal, jabrik, berkulit putih, berkumis langka ala kumis lele yang gondrong - persis tentara kumpeni gahar yang sedang mengenakan pakaian preman - mengajakku mampir ke tempat usaha yang baru saja dibukanya per tanggal 28 Jan kemarin.

Sesampainya di tempat usaha itu, harus kuakui, temanku yang mirip tentara kumpeni gahar ini punya konsep yang bagus dan classy untuk bisnisnya ini.
Kami sempat beberapa saat bertukar pikiran guna membuat usaha ini berjalan baik. Nampaknya tukar pikiran kami sangat mengalir dan tentu saja membangun.

Seingatku, untuk bisnis yang model jasa, merupakan pengalaman yang pertama baginya. Mungkin aku salah, tapi seingatku begitu.

Aku punya sedikit pengalaman membuka usaha yang mirip-mirip begini dan tadi ada kelupaan kusampaikan dalam tukar pikiran.

Mohon maaf kalau cuma dibagi sedikit.
Yah karena seperti yang kubilang tadi, aku baru punya sedikit pengalaman.
Lagipula ini kan cuma yang kelupaan tersampaikan.

Inilah yang sedikit itu :
  1. Pertama kali membuka usaha sendiri yang keras baunya dengan usaha keluarga, biasanya muncul semacam euphoria berbisnis pada semua anggota keluarga. Apalagi jika dirasakan bisnis ini sudah mendekati dengan konsep yang diidam-idamkan. Kendalikan euphoria ini. Putuskan siapa yang jadi pilot, siapa yang jadi co-pilot dan siapa yang jadi pramugari/a. Hati-hati loh, jangan buat sesak ruang kendali dengan kebanyakan pilot. Minta komitmen dari semua untuk mematuhi pengaturan ini. Woiiii, aku tau semua kalian tau ini, dulupun aku bilang aku tau. Ternyata kalau cuma tau, tidak cukup bleh. Praktekkan dengan lugas!
  2. Bisnis model begini, perlu waktu. Sabar cing. Tapi begini, musuh besar kesabaran adalah persediaan amunisi fulus. Pepatah "orang sabar kekasih Tuhan" rada sulit dicerna kalau amunisi tadi kurang. Sukur-sukur semua hitungan menghasilkan strategi yang langsung jitu jadi tidak terlalu lama menunggu.
Kuucapkan semoga sukses kawan....Berjuang keras dan lebih keras.
Jangan kayak kerasnya aku menguap....Huahhhh...ngantuk coy...
Besok-besok lagi deh..

No comments:

Post a Comment