Pagi ini rasanya sangat bersemangat, setelah kemarin libur berleha-leha.
Seharian kemarin asyik jadi couch potato, tidak mengerjakan apapun.
Sekali-kali lah...
Tadi malam sempat aku bertelponan dengan seorang kawan. Dia menyayangkan keputusanku untuk melakukan wirausaha murni dan keluar dari pekerjaanku sekarang.
Sebenarnya kalau dirasa-rasa, memang bisa saja wirausaha ini aku sambi-sambi dengan tetap bekerja di pekerjaan sekarang, menggunakan strategi "masuk-tidak masuk" atau "hit and run", dan mungkin masih mendapat take home pay Rp. 8-10 juta nett.
Aku teringat suatu cerita. Aku lupa persisnya cerita ini dari daerah mana.
Cerita ini tentang cara menangkap monyet yang efektif. Tidak perlu senjata, hanya bermodalkan kendi yang berleher sempit dan seplastik kacang.
Saat pagi hari, kendi leher sempit ditanam rapi dan "steady" sampai bibir kendi rata dengan tanah disuatu tempat yang diyakini merupakan jalur seliweran munyuk. Kendi diisi kacang sampai penuh. Kemudian sisa kacang yang ada disebar membentuk "path" menuju arah kendi leher sempit yang telah ditanam. Begitu saja. Selesai.
Tunggu sore hari menjelang magrib.
Sore hari sudah didapat seekor monyet dengan modal yang tidak banyak berkurang, masih ada kendinya, kacangnya masih tidak banyak berkurang. Modal tadi masih bisa digunakan untuk menangkap puluhan monyet lagi.
Penasaran kan?? Kok bisa dapat monyet ya gitu doang?
Begini loh ceritanya..simak ya.
Rupanya monyet yang melihat jalur kacang mengikuti jalur ini dan mengira akan menemukan sumbernya. Aha...sumbernya rupanya dari sebuah kendi.
Segera setelah si monyet menemukan kendi itulah sumber kacang, maka tidak sabar dia akan segera menuju kendi dan meninggalkan sebaran kacang di tanah tadi. Langsung dirogohnya kendi berleher sempit tadi. Tak terkira senangnya hatinya menemukan kacang sekendi penuh. Dia coba meraup sebanyak mungkin kacang di dalam kendi.
Setelah puas meraup sebanyak mungkin maka saatnya mengeluarkan raupan kacang yang sudah tergenggam. Sialnya, genggaman penuh sudah tidak bisa keluar lagi, tidak muat, terjepit oleh leher sempit kendi. Si munyuk ini terus berusaha. Semakin berusaha semakin terjepit.
Tidak pernah terpikirkan oleh munyuk ini untuk melepaskan raupan kacang untuk dapat melepaskan tangan. Sebisa mungkin kacang dipertahankan sambil terus berusaha menarik tangannya. Akhirnya tangannya benar-benar macet di leher kendi. Dasar monyet!
Begitulah. Tertangkaplah monyet tadi.
Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari cerita nangkep monyet. Salah satunya adalah ini.
Peluang banyak diluar sana. Saatnya mengambil peluang diluar jika kita tahu tempat kita bekerja tidak akan memberi peluang mengembangkan diri...lehernya sempit bung!
Cuma ada yang bikin aku bingung. Tidak diceritakan bagaimana cara melepaskan tangan si monyet dari leher kendi.
Hmmmm aku bayangkan dulu ya..
Kurasa tidak mungkinlah memecah kendi, biayanya terlalu mahal. Kurasa monyet itu ditempelengi dulu, bersamaan dengan tempelengan itu, tangannya ditarik.
Plakkk...tarik tangannya. Belum lepas juga..
Plak..plakk...sambil tarik. Belum juga.
Plakkk...plakkk...plakk...sambil tarik. Belum.
PLAKKK....PLAKKKK....PLAKKKK....yahh pingsan tuh monyet..nahh lepas deh tangannya.
Ampun....masa mesti ditempelengi dulu sihhh...
No comments:
Post a Comment