Hmmm...sudah lama tidak menulis. Rasanya badan pegel semua. Persis kalau aku sudah lama tidak meluk-meluk beruang. Sama rasanya...
Tulisan ini langsung terpikir begitu saja olehku......yuk mang...goyang...
Bagiku orang sukses atau bakal sukses dalam bekerja bukan orang yang ber IP 4 atau bergelar Phd, namun orang yang mau belajar dari kesalahannya dan responsif merubah diri.
Ada pepatah mengatakan "Hanya keledai yang jatuh pada lobang yang sama".
Aku kok yakin, keledai tidak selalu jatuh dalam lobang yang sama. (Silahkan mencoba sendiri ya kalau tidak yakin, cari tuh keledai, ajak keliling-keliling dah).
Yang kusaksikan adalah manusia lah yang sering jatuh pada lobang yang sama. (Ini kalau kawan-kawan yang berpikiran porno-kreatif, pasti langsung nyahut, ya..iya..lah..masa ya..iya..dong....Woiii...maksudnya bukan "lobang" yang itu!! Busyet deh).
Jadi kalau menyamakan manusia yang bodoh karena jatuh di lobang yang sama berkali-kali dengan seekor keledai, woi entar dulu. Buktikan dulu lah keledai emang begitu. Jangan sembaranganlah buat pepatah. Angot gw..
Dalam keseharianku berwirausaha beberapa waktu lalu, butuh lobang yang sama untuk menyadarkan bahwa kelasku masih dibawah keledai. Hal ini membuat banyak kegagalan yang tidak perlu. Contohnya, berapa kali sudah aku main percaya terhadap proposal bisnis seseorang tanpa kuhitung "pernak-pernik" bisnis itu. Berapa kali aku "kelaut" karena malas untuk mempelajari proposal itu. Main percaya, sikat, tanamkan uang, dan.......bablas angine, tumpur.
Ada beberapa penyebab yang kurasakan kenapa hal ini terjadi.
Pertama, kuatnya desakan untuk menginvestasikan uang. Banyak uang idle yang sepertinya harus segera ditanamkan, biar buahnya segera keluar. Ambil waktu, pelajari dululah. Kalau ada yang kurang cocok, pesanku biarkan idle, ketimbang bablas!
Kedua, hanya modal percaya atau ada perasaan "tidak enak ati" kepada si pembawa proposal bisnis, bahwa dia saudaraku, dia temanku, dia anuku, dan seterusnya. Tok..tok...hei...kawan...jangan ragu katakan NO, dengan wajah sedatar lapangan sepakbola jika proposal bisnis menurutmu "ada yang keliru". Perasaan atau logika goblok yang berkata "masa dia boongin gw, dia kan teman??", harus dikibas secepatnya. Ini bukan perkara mereka bohong atau tidak, bisa jadi mereka tidak berniat membohongi, tapi hasilnya sammmaaa...bablas!
Ketiga, terlalu cepat terkesima dengan ide atau mimpi orang lain yang terpatri dalam proposal itu. Nah...apa yang terlalu cepat pasti tidak baik. Terlalu cepat "kebelakang" pasti sedang mencret. Terlalu cepat ejakulasi, disebut lemah syahwat. Buru-buru saja sukanya...heran, padahal umur sudah tua. Ambil napas...endapkan, hitung benar, putuskan. Beside, kenapa juga tidak wujudkan mimpi sendiri?
Semua itu tadi pengalaman pribadi.
Nah aku juga memperhatikan para pegawaiku. Ada yang hampir selalu berhasil dalam proyek-proyeknya, ada yang selalu gagal. Ada yang diterima baik oleh pegawai lain, ada yang tidak. Ada yang dikucilkan, ada yang sangat ditunggu kehadirannya. Ada yang merasa sangat berjasa (padahal biasa aja prestasinya), ada yang rendah hati. Kenapa sih begini??
Dari pengamatanku sederhana jawabannya.
Terjadinya dua kutub ini juga terjadi gara-gara ada pegawai yang cepat belajar dari kesalahannya dan responsif merubah dirinya, ada yang tidak. Yang tidak ini cenderung menilai faktor eksternal lah penyebab kegagalannya. Proyek yang tidak jalan dikatakan karena klien lagi sibuklah, selalu hujanlah, rekan kerja yang tidak mendukunglah, kumis teman yang menggangulah, bla-bla-bla lah...akhh pusing deh.
Jika ada kritikan terhadap pegawai jenis ini dari rekan-rekannya, mereka cenderung untuk defensif dan kembali menyerang dan membalas kritik rekannya tadi. Dan jika rekan yang tadi juga memiliki model yang sama, maka timbul perang bintang. Rusaklah, dan rusaklah semua. Ingat, Jika dalam satu wadah terdapat telur yang busuk atau yang pecah apabila tidak segera diambil maka akan merusak semua telur lain yang ada dalam wadah itu.
Situasi kontras akan timbul dari yang mau belajar dari kesalahannya dan belajar merubah dirinya. Mereka ini cenderung untuk melakukan tindakan korektif ke diri sendiri dan bertahap akan lahir baru. Memperbaiki cara presentasi, merubah karakter diri yang tidak disenangi teman-temannya, memuji rekan kerja, bla-bla-bla..akhh indah deh.
Jika ada kritikan terhadap pegawai yang model begini, mereka cenderung untuk berterimakasih atas masukan dan diam sejenak untuk introspeksi, kemudian kembali dengan pribadi yang berusaha untuk menjadi baru. Pegawai jenis ini juga selalu menemukan cara untuk menyampaikan kritik kepada yang lain dengan sangat elegan.
Ini juga berdasarkan pengalaman pribadi dalam mengamat-amati keseharian semua pegawaiku selama bertahun-tahun sudah.
Jadi, marilah kita merenung diri. Jangan kelamaan ya.
Memang menerima kenyataan atau usulan bahwa diri kitalah yang harus berubah memerlukan waktu. Tapi tidak perlu selama itu bung...grown-up fast pal...awas ketinggalan kereta!
Bagiku pepatah yang tadi sudah tidak cocok lagi, sehingga harus kurubah. "Hanya keledai buta yang jatuh pada lobang yang sama"
Nah aku mulai suka dengan pepatah ini. Siapa yang mau jadi keledai buta??
No comments:
Post a Comment