Flash back beberapa bulan lalu, sebelum tahun 2009
Kepala divisi kontraktor ingin menegur beberapa pegawai. Mulai sebel dengan office boy yang merangkap tugas kurir dan seorang wanita staf administrasi.
Office boy ini dikenal memang mbalelo. Hanya mau diberi nasihat olehku, yang lain "dikacangin".
Sedangkan staf administrasi ini dirasakan sedang menurun kinerjanya oleh kepala divisi.
Setelah mempertimbangkan dengan seksama, maka diputuskan untuk melakukan teguran lewat email. Beberapa point penting teguran disampaikan. Dari yang lunak sampai cukup keras. Email ini juga di c.c. kan kepadaku.
Bagiku aneh walau semua isi teguran itu samasekali benar adanya.
Benar saja.
Email ini langsung ditanggapi juga dengan email oleh mereka, yakni si OB dan staf adm.
Staf adm membalas dengan cukup clear dan to the point. Intinya mohon maaf dan langsung memberikan pembelaan. Balasan juga di c.c. kan kepadaku.
Nah..ini bagian serunya...
Seorang OB "melakukan pembalasan". Email dibalas dengan email.
Dengan menggunakan bahasa preman yang berusaha untuk "di-EYD" kan, ia membalas.
Intinya to the point juga, mau mengundurkan diri dan sekaligus NGAJAK DUEL diluar! Email ini tidak di c.c., mungkin tidak mengerti caranya..wong email address juga baru tau cara membuatnya beberapa minggu yang lalu.
Isi pembalasan si OB di forward oleh kepala divisi kepadaku.
Aku tersenyum lebar. Yah lebar sekali membaca pembalasan OB.
Waduhhh...ini dia yang tadi kuanggap aneh. Aneh karena kurang bijak.
Seorang kepala divisi menegur bawahannya yang tinggal sehari-hari seatap kantor dengan dia, tetapi menggunakan "metode tidak langsung ". Lebih-lebih untuk seorang OB. Kurang pas deh.
Ini pembelajaran aku pikir. Bagaimana menempatkan metode dan media komunikasi secara pas.
Kalau seatap yahhh mbok ya dipanggil saja, diskusi dari hati kehati.
Kalau menegur OB mbok ya ga usah pake teknologi yang kecanggihan. Pake bahasa yang sederhana ajalah bro...Beri tau kesalahannya dengan baik-baik dan langsung berikan detail pekerjaan yang benar. Salah, langsung ditegur lagi, berikan detail pekerjaan yang benar lagi, dan demikian seterusnya. Jangan bosan...lha wong bocah kuwi OB tho?? Kalau dia pinter sudah jadi kepala divisi bukan.
Maksud hati mungkin baik, namun hasilnya diluar dugaan.
Aku bergumam sendiri..sambil membayangkan Michael Buffer pembawa acara tinju profesional di negeri adi daya.
"Ladies and gentlemen, tonight, we have OB vs Head Div... Lets ready for rumble.....!!"
Boss..boss..boss..waktu kita sangat sempit untuk mewujudkan cita2, sayang banget kalo harus di potong untuk ngajarin orang yang emang ga mau belajar, belom lagi di lihat dari segi materi yang harus kita keluarkan dan kredibilitas kita di depan client? ada kata pepatah yg mengatakan : apabila dirimu hanyalah sebagai tukang sapu jalan, menyapu lah hingga para dewa di langit ingin menunduk untuk melihat hasil kerja mu. jd jangan khawatir boss, 1 orang seperti itu keluar..masih ada 1000 orang yg lebih dari itu antri di depan pintu kantor kita, untuk 'rumble'..??? taon 80an kemane ajeee....???? keep the faith bro..!!! piiisss dong ah.....
ReplyDeleteini pasti kepala divisi gw...hahahaha..ok d..piss bro (dong ah)
ReplyDelete