Wednesday, February 25, 2009

Percaya (Tadinya hampir berjudul "Silit")

This is my story, the truth and nothing but the truth...

Tapi sebelum ini kuceritakan aku ingin membagi pendapatku sedikit mengenai hal-hal yang berbau spiritual. Dalam pandanganku manusia dibagi dalam 2 kelompok besar, yakni ; 1. Manusia yang tidak percaya, 2. Manusia yang percaya.

Secara sangat ringkas (dan mudah-mudahan jelas) aku coba menjelaskan ini satu persatu. Oleh karena ini subyektif maka akan terasa aku lebih pro kepada salah satu kelompok manusia ini. Namun demikian aku sangat menghargai pilihan orang - siapapun dia - untuk berada dalam kelompok mana ia berada.

Aku menyebut manusia yang tidak percaya adalah manusia yang tidak percaya adanya campur tangan Tuhan dalam kehidupan. Sehingga kelompok ini hanya mengandalkan kekuatan akal budinya dalam memahami setiap persoalan kehidupan. Segala hal harusnya dapat dijelaskan dengan akal. Yang belum dapat dijelaskan ya cari tahu, sampai dapat jawabannya.
Jadi tidak percaya setan juga nih..hehehehe..wong Tuhan saja dia tidak percaya, apalagi hantu-hantuan...

Kelompok yang percaya, menurutku, adalah kelompok manusia yang menyakini adanya kekuatan "besar yang tidak terdefinisikan" yang memainkan peranan penting dalam mengatur segala sesuatunya di dunia ini. Dalam mendefinisikan yang tidak terdefinisikan inilah timbul suatu perbedaan definisi tentang sesuatu yang tidak terdefinisikan itu. Dan dari perbedaan pemahaman yang tidak terdefinisikan ini seringkali malah timbul perpecahan, perkelahian bahkan peperangan antar bangsa. Dari dulu aku tidak habis mengerti tentang ini. Sejarah mencatat sampai detik ini, kelompok manusia yang mengklaim percaya inilah yang sering saling tidak percaya satu sama lain.
Sama-sama percaya kok saling meniadakan (hehehe..tapi mereka akan jawab, "percaya apaan luh...lain ama gw".). Inilah kalau kita mempunyai kadar pengetahuan yang tanggung dalam mendefinisikan yang tidak terdefiniskan tadi!
Nah..kelompok inilah memang yang paling aneh. Percaya Tuhan, percaya juga hantu. Sedikit masalah yang disalahkan hantu dan membenci Tuhan. Ada mendapat berkat sedikit mulai mencintai Tuhan dan mengusir setan. Ada keinginan yang tidak terpenuhi mulai meyakini pertolongan dukun atau "orang pinter". Banyak ragamnya deh..sangat berwarna lah pokoknya kelompok yang satu ini.
Tapi dalam kelompok ini pula lahir orang-orang yang sangat welas asih. Yang rela mengorbankan nyawanya demi hidup orang lain. Ini aku sebut dengan orang percaya yang bergaul dengan Tuhannya. Jadi dia tidak saja percaya namun juga dapat "ngobrol-ngobrol" dengan yang tidak terdefinisi tadi. Aneh? Bisa saja.
Psssttt...tapi kudengar dari kelompok orang yang tidak percaya, orang yang mengklaim dapat mendengar suara Tuhan sebenarnya hanya sedang berbicara dengan akal sehatnya..hehehehe bisaaaa aja...(siapa yang bisa saja? auk ahhh...)

Ok..sampai dimana tadi..
Oh.....nothing but the truth yak? maksudnya kisah nyataku kaleeee...

Situasi sulit (maaf..selanjutnya akan kusingkat "silit" aja ya..biar mudah..maaf nih sebelumnya kalau menggangu ya...sering-sering situasi sulit memang seperti silit!) pernah dua kali menghantam kehidupan pribadiku. Ketika aku mengunakan istilah "silit", itu maknanya pasti situasi luar biasa, kalau biasa-biasa saja tidak akan kutulis disini!

Tapi jangan kecewa ya...aku tidak akan menjelaskan detail "silit" ini. Walau ini blog pribadi tetap tidak sepribadi itu bukan?? Aku tetap percaya setiap kita punya "dark side" yang hanya konsumsi diri sendiri dan Sang Khalik.

Maaf lagi yak..., "silit" kedua belum aku ceritakan lebih jauh, karena ini masih dalam pembuktian penyelesaian. Pembuktian ini bisa memakan waktu, yang pasti aku akan selesaikan tuntas, apapun hambatannya akan kulibas! Pasti akan tertulis di blogku. Percayalah pasti akan tertulis, dan manakala itu tertulis, itu artinya "silit" kedua ini pun terselesaikan...

Masih penasaran dengan detail "silit-silit" ini? Tidak perlu tahulah ya...aku bisa marah nih..jangan ya...
Jangan membicarakan borok orang karena kau pasti digorok orang..hehehehe...ini peribahasa seorang kawan mantan preman. Aku bukan mantan preman dan bukan tukang gorok, but still, aku pasti marah besar bila diusik "silit"ku, walaupun tidak ada boroknya hahahaha.

Lanjuttt.....

Nyata ini terjadi. Dan aku lebih tertarik menceritakan kenapa bisa terjadi dan bagaimana aku mengatasinya.

"Silit"pertama disebabkan oleh sebuah kata yang disebut PERCAYA.
Terjadi pada sekitaran awal tahun 1999.
Pada saat itu aku mempunyai percaya diri yang sangat berlebih. Aku tidak perlu siapapun kecuali diriku sendiri. Sebenarnya masalah sudah tercium sejak akhir tahun 1997 dan ini artinya sudah terindikasi jauh hari, namun aku tetap gagal mengantisipasi. Kegagalan antisipasi ini karena kepercayaan diri yang berlebihan. Selalu mengatakan pada diri sendiri bahwa Militant akan mampu mengatasi semuanya dengan mudah. Hati-hati, terlalu percaya diri ternyata dapat membuat gagal mengantisipasi masalah dan membuat runyam hidup. Dengarkan ini karena aku pernah mengalaminya.

"Silit" pertama ini terselesaikan dengan sebuah kata yang disebut PERCAYA.
Aku mulai percaya kepada teman-teman dekatku dan ternyata selama ini teman-teman dekat masih mempercayaiku. Begitu mudahnya, asal mulut berbicara "silit" kepada mereka, dan persoalan terselesaikan sebagian. Ingat ngomong "silit", selesai separuh masalah..hihihihi...

Hal kedua yang kulakukan adalah percaya Tuhan dengan tidak mempercayaiNya. Aneh kan?? Tapi ini terjadi. Aku melakukan paradoks atau anti-teori. Aku berdoa dengan marah dan lantang, menantang Dia untuk menghalangi kemampuanku untuk berbuat. Aku ucapkan dalam kalimat tegas kepada Tuhan, "Tuhan jika Kau Maha Perkasa, silahkan Kau halang-halangi usahaku. Aku akan buktikan bahwa tanpa bantuanMu aku akan mengatasi masalahku!"

Dan nyatalah, aku berhasil menyelesaikan masalahku. Dan ketika aku sedang merenungkan semua usahaku dalam menaklukkan "silit" ini, tiba-tiba aku menangis dalam doaku. Aku kembali berdoa dan menyatakan penyesalanku akan doaku dulu.

Percaya atau tidak, aku sekarang meyakini bahwa Tuhan justru membantuku dalam doaku yang "menggoda" itu, karena pada saat itu aku benar-benar percaya akan KuasaNya. Kalau tidak masa aku bersimpuh dengan sungguh hanya untuk menyatakan aku tidak percaya? Masa aku bilang tidak percaya sementara sikap doaku menunjukkan sikap sempurna sebagai orang yang percaya?? Aku percaya hanya saja menunjukkan dengan cara yang aneh. Mudah-mudahan Tuhan berpikir begitu. Kalau tidak, kan aku sudah minta maaf Behhhh.....Maapin ya Behhhh...

"Silit" kedua terjadi pada awal tahun 2009. Moga-moga ini bukan siklus sepuluh tahunan ya.. Amit..amit...dehhh.
Setelah kupelajari, "silit" ini terjadi juga karena PERCAYA.
Maaf sekali lagi...belum dapat kuceritakan. Wait and See... suatu saat ini akan tertulis.

Yang penting untuk menjamin selesainya "silit" model apapun, unsur Tuhan harus kau percayai, kali ini mungkin percayanya lebih kencenggg!
Mau percaya atau tidak sih bukan urusanku lah yauw....

No comments:

Post a Comment