Friday, April 10, 2009

Inspirasi Dari Para Sobat - 2; Suatu Hari, Pantat Kawan

Berikut ini adalah cerita kedua.
Teman yang kuceritakan ini sangat kukagumi karena kesabaran dan kebaikan hatinya. Luar biasa kau kawannn....
Peristiwa ini yah sudah lebih dari 20 tahun lalu tentu saja.

"Suatu Hari, Pantat Kawan"
(dikenang kembali dan ditulis pertama kali pada tanggal 6 Jun 2008)

Hari ini, aku secara resmi meminta maaf yang sebesar-besarnya pada kawan yang sangat kukagumi. Kagum terhadap kesabarannya.
Aku minta maaf atas suatu peristiwa, saat kami masih culun-culun buanget, dan minta maaf sekali lagi, untuk menceritakannya kembali.

Pada suatu masa, persis disamping apotik ceger raya Bintaro Tangerang, kami (aku dan beberapa kawan) tinggal bersama dalam rumah kos-kosan dengan penuh keceriaan. Selalu bercanda, bahkan kadang terlalu (penulis : terlalunya bang Oma Irama).

Salah satu candaan favorit kami sesama rekan pria, adalah menarik celana pendek teman sehingga keliatan kolornya.
Hal ini biasa kami lakukan, bahkan saking biasanya, sudah dirasa bukan suatu hal istimewa lagi.

Kalau ada teman yang melintas persis didepan kita, sambil membaca koran, atau minum kopi, bersiul, sambil melamun, atau sambil apa saja, kita bisa melakukan ritual ini sehingga kolornya terlihat. Entah kenapa ada rasa kepuasan dan kedamaian dalam hati ketika sudah melakukannya.
Akhh..indahnya saat-saat itu.....tak ada yang tersinggung atau marah dengan candaan model ini....semua maklum karena mereka juga dapat melakukan hal yang sama kapanpun mereka mau.

Pada suatu sore, saat cuaca yang tidak mendung dan tidak cerah, setelah habis tidur siang, kami sedang duduk-duduk di halaman belakang dekat kamarnya seorang teman yang kubilang sangat kukagumi tadi, sebut saja Mr. PN.

Entah siapa saja yang hadir menyaksikan peristiwa sore itu, aku lupa. Suasana yang kuingat saat itu, tidak begitu riuh seperti biasa. Cenderung hening karena kami lebih banyak melamun (wong bener-bener habis bangun tidur siang ko...)

Tiba-tiba kamar Mr. PN terkuak.
Mr. PN membuka kamarnya dengan membawa gayung yang berisi perkakas mandi. Dia diam sambil berjalan malas dan cuek (penulis : habis bangun tidur juga sih soalnya).
Wajahnya datar, jauh dari keceriaan khasnya. Dia berjalan gontai dan terlihat sangat-sangat malas.

Dan ketika jalan melintas didepanku.....
Karena sudah terbiasa dengan "game" ini, maka tanganku otomatis usil dengan mengedut celana pendeknya. Aku masih ingat, celana pendeknya berbahan halus, berwarna biru muda.

Entah kenapa kedutanku kali ini lebih keras dari biasa.
Seketika, Brettttttttt......tersingkaplah celananya....wow...luar biasa....
Celananya ternyata mempunyai karet yang sangat kendor (mungkin karet celananya sudah malfunction), dan yang terlihat bukan kolor melainkan pantat dengan formasi utuh, lengkap kiri dan kanan. Putih mulus, jauh dari burik. Indah sebetulnya.....

Tapi tentu saja aku tidak menikmati bokongnya namun jadi berpikir keras. Wajahku mungkin saat itu lucu karena berpikir terlalu keras.
Bingung....kok semudah itu terlihat formasi aneh itu. Pakai kolor ga sih?? atau sudah sama kendor karet kolornya dengan celananya??

Bingungggg.....Terkejut sebentar, namun suasana langsung ramai, riuh rendah....semua tertawa kecuali si empunya "kiri dan kanan".

Dengan menarik kembali celananya, Mr. PN berbalik dan mulai melontarkan sumpah serapahnya. Aku tidak begitu mengerti maksudnya, karena temanku yang super sabar ini kalau sudah marah, bahasanya tidak beraturan, tidak terstruktur lagi. Bahkan kedengaran bukan bahasa Indonesia walau sebetulnya dia menggunakan bahasa Indonesia.

Tapi jelas, beliau marah besar! Aku ingat, berhari-hari aku tidak diomongin alias dicuekin sama dia......pmffff...hihihihi..

Entah kawanku ini masih ingat atau tidak atas peristiwa ini, tapi sekali lagi kawannn....dengan hati yang tulus, aku minta maaf.
Seingatku, dulu belum sempat minta maaf.

My beloved friend...
I miss ur butt......

No comments:

Post a Comment