Halo semua, I'm back.
Setelah selama sebulan tidak menulis bahkan tidak mengunjungi blog sendiri, rasanya ada yang hilang juga. Sekarang aku ingin menulis akhh...
Sebulan berlalu, bertapa dan sibuk mencari peluang. Banyak kejadian dan peristiwa yang patut untuk ditulis. Akan kutulis sebagai catatan pribadiku.
Hari ini bertepatan dengan hari pertama "minggu tenang" kampanye parpol. Akhirnya aku bisa bernafas lega dari kampanye era Pemerintahan SBY. Entah kenapa, aku merasa dari semua pesta demokrasi yang pernah kulalui selama hidup, periode kali ini yang paling garing dan tidak bermutu, bahkan dari era Pemerintahan Soeharto! Rasa-rasanya mau pindah kewarganegaraan saja, cape liat bangsa ini..hahhhhhhh.....dan hampir dipastikan kali ini aku akan golput..sorry bro...
Minggu tenang...
Hah... betullll...aku perlu minggu tenang.
Bulan Maret benar-benar dasyat sibuknya..hampir pecah kepalaku...untung biji ga ikut-ikutan hehehehe...maksudnya biji mata woi...
Lihatlah..Maret pun sudah berlalu pula...cepat nian.
Bulan Maret banyak berkat, sangking banyaknya jadi bingung. Peluang tercipta banyaknya minta ampun. Beginilah kehidupan bisnis..tidak ada peluang kepala pusing, banyak peluangpun bikin benak hampir sinting. Tantangannya adalah justru di sumber dana yang sangat-sangat terbatas.
Tapi aku hanya berpegang pada satu prinsip ajalah kali ini...Do Not Too Greedy....
Aku berusaha tahu diri dengan memilah dan memilih yang paling fit dan suitable dengan kondisi ku saat ini. Kalau jaringku hanya bisa menangkap teri, janganlah coba-coba menjaring ikan tuna..uhhh bisa sobek jaringku...(hiks..hiks..hiks...padahal dagingnya buanyak buahhngetttt...hehehe tuh kan tetep aja masih ada perasaan nyesal...dasar manusia!!).
Memanfaatkan momentum minggu tenang, aku coba juga untuk menenangkan hatiku dari ambisi yang tumpah ruah...Tenang...tenang..tenang.......
Ingat-ingat soal tenang aku teringat tentang pola kehidupan orang Melayu Deli. Aku pernah sangat terkesan dengan kehidupan tenang mereka. Saat aku kecil dulu aku sangat intens bergul dengan suku yang satu ini, jadi sedikit banyak aku mengenal karakter mereka.
Yang sangat terkesan dan melekat dalam hatiku adalah kehidupan segelintir mereka yang jauh sekali dari ambisi, seolah-olah mereka hidup untuk hari ini saja. Sepertinya tidak ada keinginan untuk mengali potensi atau menumpuk harta kekayaan. Duit yang ada hari ini ya mari kita gunakan untuk hari ini, urusan besok ya besoklah kita lihat lagi urusannya..mantap kan..
Berikut beberapa "kata-kata bijak" dari mereka yang pernah kudengar dan kusaksikan saat aku masih kecil dulu.
"Karojo seribu, nggak karojo lima ratus, baguslah karojo nggak karojo seribu lima ratus.."
(dibaca dengan huruf "r" yang celat yah..seperti huruf "r" nya seorang istri salah seorang kawan baikku..yang berarti "Kerja diupah seribu rupiah, tidak bekerja diupah lima ratus rupiah, lebih baik kerja-tidak kerja, diupah seribu limaratus rupiah)
Ini menggambarkan kehidupan santai mereka. Dengan mengatakan demikian seolah membuat pembenaran kenapa mereka hari ini terlihat santai tidak seperti hari sebelumnya. Dengan memainkan logika miring untuk tujuan "joking", mereka membuat kerja-tidak bekerja lebih baik karena diupah menjadi Rp. 1500...bandingkan kalau hanya bekerja saja, kan hanya diupah Rp. 1000.. Hehehehehe...kacau ya...
"Biar ruboh rumah, asal ade gule lemak hari ini.."
(tetep dibaca dengan "r" yang celat, berarti "Biar rubuh rumah asalkan ada makanan gulai lemak")
Gulai lemak ini adalah gulai ikan yang sedapnya tiada tara karena menggunakan bahan-bahan masakan kelas satu, terutama santan yang kental dan kepala kakap pilihan!
Ini menggambarkan bahwa mereka mementingkan hidup senang hari ini, memanjakan diri mereka dengan kesenangan dan tidak memikirkan apa yang disebut "saving" dan "investing". Hahahaha...semuanya untuk konsumsi yang memanjakan....sedapppppp bukan??
"Biarke mati asalke stan.."
(tetep dibaca dengan "r" yang celat, berarti "Biar saja mati asalkan tetap selalu dapat bergaya")
Ini menggambarkan mereka selalu ingin tampil necis dan trendy. Tak perduli jika harus menghabiskan semuanya demi gengsi. Hutang kesana kemari pun oke, asal bisa bergaya habis-habisan. Asal bisa dikatakan orang hebat, nyusahin orang lain pun dilakukan. Mati pun jadi asalkan bisa membuat mata orang silau karena style dan fashionable...
Sekarang istilah ini mereka gunakan bukan hanya untuk pakaian dan perhiasan saja (materi), namun juga untuk apapun yang berkaitan dengan "ulah gaya" yang berlebihan dari seseorang.
Dari pameo diatas, kita bisa belajar bahwa "tenang" yang kumaksud bukan seperti itu ya... Bahkan orang-orang Melayu pun hanya menggunakan istilah-istilah itu untuk kerabat dan kawan-kawan mereka yang tidak berbuat apapun dengan tanpa rasa malu! Ingin dikatakan hebat tapi tidak pernah melakukan kontribusi apapun!
Alamak....dah pening awak ni....
bijak kali abang sekarang.........
ReplyDelete