"Untung saya tidak sekolah tinggi-tinggi, kalau saya sekolah tinggi-tinggi mungkin saya tidak seperti sekarang ini"
"Dalam menilai bisnis ini bagus atau tidak, jangan terlalu banyak berhitung ini-itu, jalankan saja dengan tekad sepenuh hati, baru ketauan bagus atau tidaknya"
"Modal utama dalam bisnis adalah keberanian melangkahkan kaki yang pertama untuk memulai"
Berikut diatas adalah beberapa kalimat yang meluncur semau-maunya dari Bob Sadino. Yah..keluar dari mulut seorang kaya raya yang nyentrik yang senang dipanggil dengan "Om Bob"
Kalau kata-kata itu keluar dari mulutku, semua orang pasti akan terpingkal-pingkal tertawa. Siapa gw??
Karena logika orang yang akan sukses dalam bisnis pastilah pengetahuan bisnis yang mungkin diperoleh dari bangku sekolah, feasible study yang sarat dengan analisa dan hitung menghitung, kemudian modal dalam bisnis tentulah punya uang.
Ternyata hal itu tidak berlaku bagi Om Bob. Dan si Om ini telah membuktikannya dalam perjalanan bisnisnya yang panjang.
Pembelajaran dari Om Bob adalah keberanian untuk memulai dan mencoba, tekad yang keras dan pantang menyerah. Kalau dalam tinju ini bergaya "Swarmer". Petinju yang berani menyerang lebih dulu dan agresif, tidak memberi kesempatan lawan untuk berpikir. Hehehehe...entah betul atau tidak istilah ini.
Belakangan ini, aku kembali bertemu dengan sobat lama.
Seorang yang berpikir sederhana walau menyandang gelar sarjana hukum, mempunyai hati yang sangat tulus, lurus cenderung sangat mudah berempati, sangat tidak ambisius dan sangat-sangat amat pasrah dengan Tuhan. (lihat penekanannya yah, sangat-sangat amat...huihh...emang gawat nih orang).
Mengingat perilaku sobat ini pasti kita berpikir bahwa manusia ini pastilah tidak akan bisa bertahan dalam dunia bisnis yang kejam. Tapi kenyataannya makhluk ini berbisnis... dan sukses! Dalam dunia tinju bahkan tidak dikenal model gaya seperti ini. Mana ada gaya tinju yang seolah-olah tanpa defense ...silahkan hajar saya..hayooo..mau pipi atau jidat atau gigi mungkin...mangga mang...awas saya mau mukul pelipismu loh...cepet tangkissss...
Tapi anehnya setiap pukulan yang hampir mengenai wajahnya selalu luput, dan walau sudah memberitahukan pukulannya lebih dulu, lawan dengan senang hati memberikan pelipisnya untuk dihajar. Akhirnya lawan kehabisan nafas sendiri dan K.O.... hahahahaha...
Sobatku ini menerapkan teknik berdagang yang jenius. Tapi semua itu dilakukan tanpa disadarinya. Aku yang mendengar serta-merta berdecak kagum sementara dia melongo mendengar decak kagumku.
Sobat ini sebut saja mempunyai sebuah toko deh.. Yah berdagang.
Tidak seperti lazimnya orang berdagang, maka sobat ini mengajak rumpi pelanggannya. Terus disuguhi makanan masakan rumahnya. Pelanggan makin banyak berdatangan dan berkumpul. Diajak ngobrol dan makan-makan. Akhirnya mirip arisan atau pengajian yang duduk lesehan gitu deh. Ketawa-ketawa, curhat-curhat keluarga dan toko.. Hal yang sangat disenanginya memanglah demikian.
Semua mirip jadi keluarga besar. Akhirnya semua membeli dengan senang hati. Pelanggan pulang ke rumah dengan senang hati karena baru saja habis pengajian..huahahahahaha...
Nambah ilmu, nambah keluarga. Tanpa paksaan mereka telah mengeluarkan uang jutaan rupiah. Dan begitu terus dari hari kehari. Semakin tambah pelanggan dan semakin banyak keluarga.
Jadi kalau aku sedikit pelajari tekniknya ini ya..
Kawanku ini telah menciptakan suatu konsep baru yakni menjadikan pelanggan seperti keluarga sendiri. Menjadikan tokonya seperti rumah para pelanggan dan membuat semua pelanggan spesial pake telorrrr...., tanpa kecuali. Tidak pakai tipu menipu, semua barang yang dijual dikuliti kelebihan dan kekurangan, bahkan cacatnya diperlihatkan. Jujur polllll.......
Yang menjadikan ini semakin luar biasa adalah, dia bahkan tidak tahu bahwa yang dikerjakannya ini adalah "beyond the text book concept". Dia hanya terbelalak saja ketika aku mulai berceloteh tentang keunggulan tokonya dibanding toko yang lain.
Dan memang tidak semua orang bisa menerapkan konsep demikian ini. Diperlukan sifat yang seperti sobatku ini. Teruskan yah frennn....sekali-kali bisa undang pendeta atau uztad ke tokomu..huahahahaha..just kidding..(tapi bisa saja loh diterapkan!)
Dari kisah ini memberikan aku sebuah pelajaran, bahwa bisnis apapun bisa saja sukses kita lakukan asal dijalankan dengan setulus hati.
Om Bob dalam ketulusannya melahirkan gaya bertanding yang swarmer, dan sobatku dengan ketulusannya justru melahirkan sebuah konsep marketing yang maha karya! Dan ternyata harus disesuaikan dengan karakter kita juga kaleeeee......
(Sepertinya yang kutulis ini belum ada referensinya di buku-buku akademik... :-D)
No comments:
Post a Comment