Hari sudah malam.
AC di ruanganku hanya sepoi-sepoi saja. Tidak dingin dan tidak panas. Aku baru saja dapat meluangkan waktu untuk menyendiri dan menyepi. Sedari pagi selalu ada saja aktivitas....
Nah sekarang akhirnya bisa sendiri. Aku harus menulis.
Inilah aku, sedang mengetik keyboard laptopku. Tidak ada ide sama sekali, tapi tetap kuketik. Yang jelas aku harus konsentrasi untuk tenggelam dalam kesendirian. Entah kemana alur tulisan ini. Biarlah liar begitu saja. Aku harus menulis.
Setelah meregangkan jemariku dengan menerbitkan suara gemerutuk, aku kembali menulis.
Hari ini adalah hari yang bersejarah bagiku. Ya, ini adalah hari jadiku. Hari jadi yang keberapa, kurasa tidak begitu penting. Yang penting aku harus menulis. Hari yang bersejarah, jadi aku harus menulis.
Setelah melihat langit-langit ruanganku, cukup lama, rasanya aku telah menemukan ide tulisan untuk kutuangkan dalam monumen ini.
Aku akan mencoba menulis tentang karakteristik pribadiku. Sebagai seorang manusia biasa yang lemah, tentu saja semua karakteristik sifat pendosa ada pada diriku. Munafik, pembohong, licik, bajingan, brengsek dan lain-lain sebagainya. Kalau ini yang kutulis tentu saja tidak menarik, well at least....buatku. Tidak menarik karena semua kelemahanku ini tentu saja melekat pada hampir semua manusia (apa iya?? heheheheh... gw aje kaleee). Apa menariknya??
Lebih menarik jika aku identifikasi karakteristik kepribadianku yang sangat menonjol dan berbeda dengan orang lain pada umumnya, well at least..buatku.
Karakteristik ini menurutku tidak baik, tapi bak bayangan yang selalu mengikuti kemana pergi badanku, sulit sekali kusingkirkan. Jadilah bagiku ini semacam trade mark yang "gw buanget".
Tentu saja karakteristik ini tidak banyak yang tahu, bahkan mungkin sahabat-sahabat terdekatku pun bisa saja belum mengetahui ini. Karena karakteristik yang kupilih adalah karakteristik yang tidak kasat mata oleh mereka.
Bisa saja mereka akan kaget setelah membaca ini. Bukan untuk mengagetkan mereka hal ini kutulis, atau bukan untuk memberitahu mereka hal ini kuungkapkan, namun katakanlah ini semacam refleksi diri setelah berpuluh-puluh tahun malang melintang di bumi ini. Mudah-mudahan dengan menulis ini, aku dapat self-healing. Sukur-sukur aku bisa menjelma menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya jika aku dapat sembuh dari karakteristik yang tidak baik ini.
Baiklah akan kumulai saja.
1. Menggampangkan segala perkara, karena itu acapkali menjadi terkesan meremehkan perkara dan bahkan tidak jarang jadi melupakan perkara tersebut.
Seringkali dari mulutku terdengar suara, "akhh, itu mudah... itu kan begini...bla..bla..bla.., jadi solusinya bla...bla...bla...".
Atau, "Gampang itu, besok kita bicarakan...."
Atau, "Gitu aja ko repot....mudah itu..."
And you know what?? Karena aku anggap mudah maka jadi diremehkan. Segala sesuatu yang bersifat remeh maka akan terlupakan. Dan lupalah aku.
Jika kawan-kawanku melihat aku masih dapat menyelesaikan masalah, well mereka hanya tidak tahu bahwa lebih banyak yang unsolved!
2. Sangat pemaaf dan penyabar tapi juga sekaligus pendendam (atau tidak ya??, atau wajar ya??, akhh......aku sendiri bingung menjelaskannya menjadi suatu point yang baik).
Penjelasannya kurang lebih begini.
Sulit membuat aku mempercayai orang lain. Tapi jika aku sudah mempercayai orang lain, maka kepercayaan itu akan aku berikan mutlak...100%. Bahkan jika orang ini merusak kepercayaan yang kuberikan, aku bisa seolah-olah pura-pura tidak melihat. Sekali, duakali, beberapa kali, sampai suatu ketika meledaklah kemarahan itu akibat kepercayaan yang kuberikan berkali-kali dicederai. Sampai titik ini, maka sifat pemaaf ini berubah menjadi dendam yang berkepanjangan. Orang ini bahkan akan aku hapus dari semua memori. Jika diperlukan, bertempur sampai titik darah terakhir akan kulakukan! Ceramah agama tentang dosa akibat dendam, sangat mungkin aku abaikan.
3. Tidak dapat menyimpan rahasia yang bersifat kegembiraan hati, namun menyimpan kepahitan dan kepedihan hati sedalam-dalamnya.
Tidak dapat kupungkiri bahwa beberapa kawan, saudara dan keluarga terdekat pernah komplain masalah ini. Suatu kelaziman dalam suatu pergaulan yang sangat dekat, suka dan duka harus dibagi. Walau mulutku mengakui kelaziman ini, otakku menyetujui hal ini, tapi tetap saja perilaku sehari-hari tidak demikian.
Seringkali aku mengeluh kepada mereka untuk tidak membahas hal-hal yang berat karena pada saat itu hatiku sedang tidak enak. Dan ketika mereka bertanya balik apakah gerangan masalah yang membuat hatiku tidak enak, maka aku tetap diam seribu bahasa. Sesungguhnya ketika aku mengatakan hatiku sedang tidak enak atau raut wajahku seperti jeruk purut, tentu saja sedang terjadi masalah yang cukup pelik mendera. Dan jangan harapkan aku akan menceritakan dengan mudah segala persoalan, kepahitan dan kepedihanku. Tidak kepada siapapun.
Ini suatu cerita nyata. Banyak sobatku terhenyak kaget, ketika aku bercerita bahwa suatu masa aku pernah mengalami kesulitan uang, sampai-sampai dompet kubiarkan terkangkang begitu saja di rumah. Aku melenggang pergi bekerja tanpa dompet karena tidak sepeserpun duit tertinggal didalam dompet itu. ATM...?? Aku bilang tidak sepeserpun!!
Masalah yang masuk dalam kategori berat hampir selalu kupecahkan seorang diri. Tidak ada seorangpun yang kuperkenankan untuk membantu. Aku pikir-pikir, timbang-timbang sendiri. Setelah kupikirkan, maka akan ada suatu keputusan tindakan yang akan kujalankan. Kadang-kadang baik, kadang-kadang tidak berhasil memecahkan masalah. Mungkin masalah akan terpecahkan dengan cepat jika aku membagi kepada "ring" satu pergaulanku untuk problem solving. Tapi aku tidak dapat membagi itu.
Jika aku menjadi agen spionage atau agen rahasia, maka tempatkanlah aku di Nigeria, Botswana, Chechnya, Alaska dan tempat-tempat yang sulit. Jangan letakkan aku di Las Vegas, Kuta Bali, Paris, karena aku akan segera membocorkan rahasia negara. Tidak sampai seminggu maka negara akan kujual!
Demikianlah karakteristik pribadiku yang kupikir menonjol.
Cerita ini tidak sengaja kutulis atau tidak kutulis berdasarkan inspirasi yang sistematis seperti biasa. Aku merasa hanya ingin menulis!
Tulisan ini mungkin akan garing bagi pembaca, tapi tulisan ini kurasa yang paling jujur karena mengalir begitu saja.
Tulisan ini mungkin banyak kesalahan tata bahasa dan salah ketik karena aku merasa tidak perlu membaca ulang lagi. Dan aku berjanji tidak akan melakukan edit dan re-edit setelah aku posting. Biarlah ini menjadi tulisan pertama yang demikian, karena hari ini bersejarah bagiku.
I just wanna write my story. Damn....
No comments:
Post a Comment