Wednesday, September 16, 2009

Mudik? Awas Mayday...Mayday...

"Para penumpang yang terhormat, ....emphhff....*sighing*, kami Capt. Pilot xxx dan Copilot yyy, terpaksa mengumumkan informasi yang kurang baik ini. Emphhhff...*sighing again*...

Jantungku berdegup kencang sampai hendak keluar. Seketika bayangan kematian tampak jelas. Terlintas wajah anak-anakku menari-nari dibenak. Untung ketakutan itu hanya beberapa detik karena pilot melanjutkan kata-katanya....

karena kita tidak dapat melakukan kontak dengan menara pengendali Manila, maka kita dengan terpaksa akan kembali ke bandara semula. Mohon maaf atas kejadian ini..."

Seketika penumpang terdiam dan saling pandang satu sama lain. Semua mata tampak masih menunjukkan kebingungan, namun sudah jauh dari ketegangan kematian. Walau masih ada terdengar suara bisik-bisik yang meragukan informasi ini. Keraguan apakah informasi yang disampaikan tadi adalah jujur atau hanya sekedar pemanis mulut dari fakta yang sebenarnya adalah kerusakan pesawat.

Para pramugari yang dikonfirmasi juga menunjukkan wajah yang bingung dengan menjawab, "Sabar ya pak, bu, saya juga baru denger dari pilotnya tadi...saya juga tidak tau pasti.."

Setelah berlayar di udara selama kurang lebih 40 menit, pesawat yang kutumpangi harus kembali ke bandara semula. Bayangan akan tiba di tanah air, merangkul dan menciumi bau keringat anak-anakku, kurang lebih 6 jam lagi tiba-tiba pupus.

Dalam hati aku juga bertanya-tanya. Apakah benar bukan kerusakan pesawat? Aku menunggu informasi lebih lanjut, tapi tidak kunjung datang, sampai tidak terasa, kaki pesawat telah meyentuh landasan bandara keberangkatan yang tadi juga. Tapi ada yang aneh dengan landingnya. Terasa lebih keras sehingga menggagetkan penumpang. Maskapai penerbangan nasional jalur luar negeri ini berkali-kali kunaiki dengan landing yang tanpa cacat, mulus. Tapi kenapa ini lebih keras dari sebelumnya? Gentar juga hati ini. Apa yang terjadi sebenarnya??
Bisik-bisik makin keras...

Segera setelah pesawat diam stabil, terdengar pengumuman agar penumpang keluar dari pesawat dan menunggu kabar lebih lanjut. Diperkirakan menara pengendali Manila akan kembali normal kurang lebih 3 jam lagi. Demikian penjelasan para pramugari.
Dan para penumpang diantar ke sebuah terminal oleh bus yang tampaknya telah dipersiapkan oleh maskapai penerbangan ini.
Bisik-bisik tetap ada...

Ketika di terminal, aku memilih posisi duduk yang terpisah jauh dari penumpang kebanyakan. Aku memilih tempat duduk di pojokan dekat dinding yang terbuat dari kaca. Bukan tiada maksud. Ketimbang aku ikut berbisik-bisik tidak jelas yang dapat membuat hati makin kacau, aku lekat memperhatikan pesawat yang kutumpangi tadi.

Dan untungnya, dari tempatku duduk, walau jauh, tapi masih terlihat segala akitvitas di sekitar pesawat. Jika terdapat kerusakan pesawat yang menyebabkan kami kembali ke bandara semula tentu ada kesibukan di seputar pesawat. Didalam hati aku bergumam, jika saja terdapat aktivitas yang janggal di seputar pesawat, maka aku akan menunda kepulanganku. Lebih baik tertunda bukan daripada konyol??

Untungnya, tidak terdapat aktivitas yang berarti. Jadi aku lega. Dan aku asyik dengan kesibukanku sendiri ketimbang terlibat bisik-bisik yang tidak jelas. Sementara hampir semua penumpang masih terlibat dalam lingkaran gosip tentang peristiwa tadi, aku sudah sangat tenang. Satu yang membuatku sedikit gelisah. Pengen boker...hehehe... Sudah menjadi tabiatku pula, sangat sulit membuang hajat di tempat-tempat publik. Haduhhhh....ya kutahan sajalah.

Dan tibalah saat panggilan untuk keberangkatan - lagi -. Akhirnya semua penumpang tiba dengan selamat kurang lebih pada saat orang sedang makan sahur.

Cerita ini kubagikan sehubungan dengan budaya mudik Lebaran yang tengah berlangsung saat ini. Bisa saja kejadian yang kualami juga terjadi pada kawan-kawan (amit-amit jabang baby dehh...jangan sampe yah...takutttttttt...sumpehhhh).

Dari kejadian ini ada beberapa hal yang bisa kuambil pelajaran.

1. Memberitakan info mbok ya apa adanya. Jujur tapi lugas. Jangan pake embel-embel tapi sistematis. Masa mau bilang, "........karena menara pengendali lalu lintas udara terdekat tidak dapat dihubungi sebab cuaca yang buruk dan demi keselamatan penerbangan, maka kita akan segera kembali ke bandara semula......" harus dimulai dengan desahan nafas dan ada kata-kata "informasi yang kurang baik" dan "terpaksa mengumumkan". Buat panik bossssss......jangan lagi yak!
Kalau kawan-kawan sampai di kampung halaman, aku titip pesan agar menyampaikan informasi tidak seperti pilot tadi. Tolong ya..jangan buat orang dikampung jantungan.

2. Jangan curiga tanpa alasan. Walau kita harus memikirkan semua kemungkinan, tapi kemungkinan tanpa dasar kuat mending dicoret. Anggaplah kemungkinan itu ketidakmungkinan. Repot nanti, bisa tidak selesai-selesai masalah kita... Pas mudik, mas-mas berkumis sebelahmu bisa saja copet, jadi jaga erat barangmu ketimbang terus berpikir, "Sial, si kumis ini pasti begal eh...udah kumisan, baunya anyir lagi...jangan-jangan anyir darah orang yang abis dibegal dan kemudian dibunuhnya..."

3. Tidak menyebarkan ketakutan dengan isu dan gosip berdasarkan kecurigaan tanpa alasan tadi. Masa ada yang bilang, "pasti ini pesawatnya bermasalah, liat aja landingnya tadi keras kan...menara pengendali hanya alasan doang tuh...!", wajahnya dibuat meyakinkan dan mencibir pesawat yang ditumpanginya tadi. Pusing emak-emak dibuat kawan ini, dengan tiada pihak yang diuntungkan...aneh bukan? Padahal belakangan ketahuan orang ini yang antri paling depan saat dipanggil untuk menaiki pesawat untuk yang kedua kali. Hehehehe.... Wajahmu itu bung...kok tidak sejalan dengan langkah kaki antrimu?? Cibiranmu kok tidak selaras dengan tingkahmu mau naik duluan ke pesawat?? Tanpa sadar kita sering melakukan hal ini.

4. Cari tahu akar masalah dengan nalar. Jangan cari tahu dengan mendengarkan info bapak-bapak yang mencibir tadi. Kita harus tahu juga cara-cara untuk membuat kita tenang dengan tidak membuat kepanikan massa. Kalau aku, mencari tahu dengan mengawasi terus pesawat yang kutumpangi tadi. Setelah tahu tidak ada yang aneh, aku lega...sangking leganya metabolisme menjadi sangat lancar..pengen eek tuh..

5. Berpikir positif ajalah coy... Kalau kita beragama, berdoa yang kenceng dahhhh.... Kalau tidak ada yang dapat diperbuat, tidak tahu informasi apapun, kita harus berpikir positif lahh. Tapi ingat untuk waspada. Deket-deket aja dengan benda penyelamat, seperti pelampung kalau naik kapal, atau beli parasut selagi sempat...hehehehehe.
Kalau sudah waktunya modar, di WC sambil boker pun bisa mati kok..hehehehe. Pasti masih ingat kan, ada pesawat yang membawa durian kebanyakan dibagasinya, akhirnya jatuh menerkam perumahan rakyat di Medan? Pasti ada tuh yang sedang garuk-garuk pantatnya, eh ketiban pesawat! Ga pernah naik pesawat, mati dijatuhi pesawat kan...
Oia masalah doa, kurasa doaku juga termasuk yang paling kencang saat menaiki pesawat untuk yang kedua kali.

6. Pasrah coy. Kalau semua sudah ya pasrah ajalah. Cuma pastikan kalau terjadi sesuatu dengan dirimu, tidak ada yang ngejar-ngejar keluargamu karena utang-piutang...hihihihi...

Semoga bermanfaat, selamat mudik. Awas dompet!!
(maksudnya bukan hanya dari copet tapi dari keponakan-keponakan, tante-tante, om-om, kakek-nenek, dan lain-lain di kampung halaman....)

No comments:

Post a Comment